Wednesday, September 28, 2005

PARA ISTRI

kalo gak salah pernah ada satu acara mengenai para istri penceramah agama...
yang bikin aku tertarik adalah bahwa si istri2 ini juga menamakan diri mereka istri si A, si B, si C...
hello, dont they have their own name ? given by their parents ? a good name their parents(maybe) has to search hard for ?
Bahkan istri kanjeng nabi pun dikenal dengan namanya...Siti Khadijah, istri nabi Muhammad...Siti Aisyah, istri nabi Muhammad...bukan istri nabi Muhammad, Siti Khadijah....
hehehe...

(nama kan identitas diri juga ya ?)

Tuesday, September 27, 2005

I’ve told you before: ALMOST DOESN’T COUNT !

Aku suka heran deh, mengapa orang-orang suka membicarakan hal-hal yang hampir mereka lakukan.

“...iya bu, tadi malem saya sudah bangun, sempat ragu-ragu untuk puasa atau tidak, tapi akhirnya hari ini saya jadi tidak puasa deh...”

“...tau gak, aku kan hampir main di film buatannya si X loh !!!”

“...aku kan sempat suka sama orang ini, tapi gak jadi deh...”


Ya gitu deh...

Kan sesuatu yang hampir jadi itu artinya gak jadi !!! Jadi, sesuatu yang tidak terjadi buat apa dibicarakan ? kecuali untuk evaluasi kali ya...tapi really ???? Please deh, do u really talked about those ‘almost thingy’ becoz u want to evaluate, took lesson and not do it again or do it again but with some improvement move ?

DoNT thInK so !!!

(gosip: digosok makin sip!)

Saturday, September 24, 2005

Ndadi

Kalau memang beragama, pegang.
Kalau tak pegang, buang Agama.
Kalau bilang I love you, nikahi.
Kalau tidak nikah, jangan bilang cinta dan memeluknya.
Rusaknya negara kita ini karena hobi kita pacaran dan ganti-ganti pacar,
tidak pernah nikah benar-benar dengan nilai, dengan komitmen, dengan parpol, ormas.
Kita hanya setia kepada kemauan kita sendiri,
terserah kita juga mau berubah-ubah atau tidak.

Huahahaa.....siiip bener! Tulisan itu dikutip dari salah satu artikel Emha Ainun Najib yang judulnya: Agama Kok Departemen. Baca judul ini jadi teringkat seorang teman yang juga protes berat atas adanya departemen agama dan gak dibubarin sampe sekarang. Nggak sebatas pada urusan negara raya...di lingkup pribadi pun, that’s what we do: SETIA PADA KEMAUAN KITA SENDIRI...

terkadang (or is it many times ?) kita ‘lebih Tuhan’ daripada Tuhan

Thursday, September 22, 2005

Somewhere else

Skenario 1:
Lagi ada di balkon, menghirup dalam-dalam udara pantai, sambil sedikit mengulet, “Oaaaaeeehmmm”. Kemudian beranjak duduk sambil minum teh dingin, memandang ke samping dan tersenyum lembut. Menyambut jemarinya lalu kembali melihat ke arah pantai, menyaksikan langit yang memerah dan tubuh sang matahari yang hendak beristirahat. Memejamkan mata, memanjatkan doa.
Terimakasih atas semua keindahan ini.

Skenario 2:
Lagi di depan komputer, di sebuah kantor, di Bandar Sri Begawan. Melirik ke samping, berterimakasih atas amanat yang terbingkai dalam figura sederhana.
“tulilutlilut...tulilutlilut...”
“Waalaikumsalam,”
“iya, baru sampai...terimakasih sayang...semangat untuk hari ini ya.”
“waalaikumsalam.”
....
12.00 AM
123456789
tut...tut...
“Hallo sayang, assalamualaikum. Sudah makan siang ?”
“Iya sayang, kalau nanti sempat, mama belikan ya...baik-baik di rumah ya. Mama juga mau istirahat makan siang dulu. Salammualaikum.”
...
Terimakasih atas semua karunia ini.

Skenario 3:
Lagi di teras sebuah toko, memandang ke jalan raya dan tersenyum sambil menjawab sapaan beberapa tetangga yang berlalu lalang.
“Eh, mbak Rina...apik..suwun”
Ah, pulang ke kotamu...selalu ada setangkup rindu dalam dada...
Melihat ke dalam, menghampiri dan meraih tangannya untuk kukecup lalu dia pun mengecup kening, pipi dan bibirku.
Rutinitas sebelum menunaikan salah satu kewajiban ibadah manusia...
Terimakasih atas semua anugrah yang terindah.

Monday, September 19, 2005

Never look back !!!

Isnt it odd..
I just read my friend email
He talked about his new happy life with his wife
And suddenly it warming up my cloudy day...
Cant stop smiling now
It just give me a new spirit...
A new strenght to catch up what’s left behind
I dont know what happen today that made me very low
Was it something I ate ?
Was it something I look ?
Was it something I do ?

Sunday, September 18, 2005

Generasi Instant

Ada sebuah kenyataan yang menurutku menyedihkan, jika sebagian besar ‘konseptor pandai’ yang lahir di negara ini memilih untuk bersembunyi. Kondisi ‘morat-marit’ negara ini mungkin menimbulkan rasa tidak berdaya atau segan untuk mulai membuka simpul2 benang kusut yang membungkus kondisi ini. Tetapi kondisi ini menurutku gak cukup untuk dijadikan alasan untuk “tidak berbuat apa-apa; hanya berkomentar; wait and see” Suatu perubahan tidak pernah datang dengan cepat, semua membutuhkan proses. Dan proses itu terjadi tidak dengan instant, harus ada motivasi, mau kerja keras dan pantang menyerah di dalamnya. Enaknya yah memang kalau kita tinggal meneruskan untuk mengerjakan apa yang sudah berjalan dengan baik, tapi get a grip man...the reality is not like that !!
Menyedihkan ketika makin terasa tidak ada/lambatnya regenerasi orang-orang seperti Cak Nur
Menyedihkan mendengar orang-orang yang berpotensi untuk itu dan tidak terhambat masalah apapun, memilih untuk menjadi pengkritisi saja
Menyedihkan ketika orang-orang yang mengaku ‘besar’ lebih memusingkan hal-hal kecil
Menyedihkan ketika rasa tanggung jawab itu makin lama makin menghilang...
:(

Friday, September 16, 2005

TRAPPED

GILAAAA
LAMA-LAMA AKU BISA GILA
hiks
AKU MENOLAK UNTUK JADI GILA
SEMANGAT!
HIDUP MASIH PANJANG
RENCANA TUHAN PASTI INDAH

Tuesday, September 13, 2005

Mencintai karena want to

Istilah ini aku dapet setelah baca salah satu buku novel populer. Enough reason to love just becoz u want to...karena penulis membeberkan alasan mencintai yang akan menghilang ditelan masa...like:
- I love u becoz ur beautiful à tapi besok dia tertabrak bis...
- I love u becoz u bought me diamonds and pearls à tapi besok dia ternyata bangkrut...
Sehingga disarankan untuk mencintai karena kamu simply want to...Ingin mencintai..
...
Setelah sedikit berpikir, ada ketidaksetujuan dipikiranku...what if you simply didnt want to anymore ????
Apakah dengan begitu masih ada komitmen itu ?
...
Berpikir lagi, aku merasa tetep bahwa alasan mencintai itu karena u simply want to love God. Apapun alasannya, Tuhan akan tetap ada...when anything else fail, u still have God. Dengan mencintai Tuhan, maka apapun kenyataan yang akan datang, Insya Allah, bisa lebih dihadapi berdua.
Teringat pula kisah tulisan Gus Mus tentang si ahli neraka...kata2 yang ada di situ membuatku sangat terkesan: Kita hanya bisa berusaha dan Tuhan-lah yang akan menentukan the rest, coz kita adalah milik-Nya...
Suatu hal yang seringkali kita lupakan: KITA ADALAH MILIK TUHAN....

Monday, September 12, 2005

ketika

Ini mengenai seseorang yang mencintai orang lain.
Ini mengenai orang yang mencintai seseorang yang mencintai orang lain itu.
Ini mengenai luka.
Luka seseorang yang mencintai orang lain dan harus melepas cinta itu karena hambatan eksternal
Luka orang yang menjadi mencintai seseorang yang mencintai orang lain itu karena terbuai kata-kata seseorang yang sedang terluka hatinya ketika harus melepas cintanya.
Luka karena sebuah pilihan yang telah dibuat.
Ketika seseorang secara tidak langsung mengatakan pada orang yang mencintai seseorang yang mencintai orang lain itu:
“...ketika harapan jauh dari kenyataan...”
“...dia masih tidak tergantikan dihatiku...”
“...It’s probably me...”
yah...ketika....
:(

Friday, September 09, 2005

about man

I dont know what is it about human
What they say sometimes contradict what they feel
what to do around ppl like that ?

Monday, September 05, 2005

Ujung-ujungnya uang

Hm, masalah finansial itu jarang ya bisa seiring sejalan dengan idealisme kita...
Kalo sedang bertabrakan, prioritas utama pasti ke uang dan akhirnya idealisme itu menghilang...
mungkin kalau beruntung bisa muncul lagi di saat2 tertentu
cant speak abt it no more...