Monday, February 25, 2008

Ritual acara pernikahan



Akhir-akhir ini kalau datang ke acara pernikahan
dan melihat prosesi mulai dari siraman sampai ke akad...
kok jadi ilang sakralnya ya...
semua hal tampak di dikte dan tidak lagi tulus keluar dari hati
bahkan ucapan terimakasih dan mohon doa restu dari anak pun didiktekan
mungkin tujuannya untuk menunjukkan indahnya rangkaian kata.
Dan selalu suasana dibuat seakan ada perpisahan antara anak (terutama pihak perempuan) dengan orangtuanya
Aku bingung...
Bukannya pernikahan itu merupakan ajang penyatuan?
Penambahan anggota keluarga baru,
Bukan perpisahan dengan keluarga ?
Lalu bukannya hal tersebut harusnya membahagiakan ?
Mengapa (lagi-lagi) pembawa acara merasa berhasil membawakan acaranya kalau pada terharu dan nangis....

Hmm....
Hidup itu berkembang
Setiap hal tumbuh dan berkembang
That’s the beauty of life
Makin menyadarkan manusia,
Bahwa we really do nothing
We dont own anything at all
....

Wednesday, February 20, 2008

Versus


Seringkali aku merasa sendiri
Punya pemikiran yang tidak seperti orang lain
Punya keinginan yang menurut orang lain bukan keinginan

Aku tidak tahu apakah kalau berbeda itu selalu berhubungan dengan kebenaran.
Salah satu pasti benar,yang lain salah.
Beda-ku salah,
Ke-umum-an benar

Kalau dari awal kacamata kita negatif,
Maka yang akan kita lihat adalah hal-hal negatif
Tapi karena terbiasa dengan kacamata tersebut,saat dilepaskan,pandangan terhadap semua hal jadi berbeda, timbul ketidaknyamanan lalu menyalahkan 'tdk pakai kacamata'
Hhh..
It just different
It doesnt mean that we have to fight over who's right/wrong
So sad,
All i can do is smiling..

Tuesday, February 19, 2008

tentang rasa


rasa baru yang kurasa baru-baru ini


rasa yang baru-baru ini terasa


rasa-rasa yang terasa


serasa rasa yang merasa


hehehe

Sunday, February 17, 2008

Parents and children


Kemarin aku janjian dengan teman baikku.
Pertemuan yang paling mudah adalah d mal.
Karena temanku masih termasuk keluarga muda maka anak mereka pun selalu dibawa kemana-mana.
Melihat anak ini dibawa ke mal ditambah setelah baca kompas minggu di halaman kehidupan,jadi miris.
Mal bukan tempat yang ramah untuk anak.
Suara ributnya, cahaya terangnya, makanan yang disajikan,dan seterusnya..
Buat anak-anak batita yang masih dominan kegiatan istirahat tidurnya,rasanya akan sulit menemukan tempat nyaman untuk tidur.
Tapi kemudian jadi inget ucapan seorang ibu yang dikutip di kompas masalah dia mengajar kasti ke anaknya tapi giliran anak tersebut mau mengajak main teman-temannya,tidak ada yang tahu permainan tersebut.
Hmm..
Persepsi tiap orang aja berbeda,
Apalagi persepsi dari manusia lintas jaman.
Dengan segala perubahan dan perkembangan yang terjadi,apakah tetap bijak mewariskan cara yg serupa dengan bagaimana kita dibesarkan dulu.
Kalau dulu baik,lalu apa yang membuat ke-dulu-an jadi punah?
Kalau sekarang tidak baik, mengapa tidak ada yang menggubahnya menjadi baik?
Dan ini semua hanya berasal dari asumsikah?
Atau kita sama-sama tahu, tapi memutuskan untuk 'berakting tidak tahu' sambil menunggu saat kita dengan 'bodoh' berkomentar 'saya sudah tau kejadiannya akan seperti ini,dulu itu harusnya..bla..bla..bla'
Tidakkah itu terlambat?

Thursday, February 14, 2008

janjiku

aku berada di sini bukan karena aku akan mati tanpa dirimu
aku berada di sini bukan karena aku merasa terpaksa hadir di sini
aku berada di sini bukan karena inilah kesempatan terakhirku
aku berada di sini bukan karena untuk menyenangkan orangtuaku
aku berada di sini bukan karena segalanya sudah terlanjur
aku berada di sini bukan karena aku terlalu malu untuk mundur
aku berada di sini karena aku memilihmu
kita berdiri di hadapan satu sama lain.
kau melihatku
aku melihatmu
dan kita berkata, "YA!"
ini adalah ya yang penuh informasi dan kesadaran
kita memilih untuk bersama-sama
itulah cinta yang matang

(taken from lies at the altar, Dr. Robin L. Smith, PT Gramedia Pustaka Utama)

HUWAAA......
nice words...
kata-kata yang mudah2an bisa dipertanggungjawabkan karena tidak mengawang-awang dan realistis...

Tuesday, February 12, 2008

How to avoid making bad choices

"Whether you're looking for a new job, a gift for someone or even a soulmate, it's hard to know whether to take what you've just seen or continue looking. Science actually provides a rule of thumb: weigh up the merits of the first offer -- but dont accept it. Now continue looking and accept the first offer that beats the initial one. This has been proved to maximise your chances of making the best choice and minimise the risk of making the worst choice"

artikel kecil ini kucomot dari reader's digest edisi februari 2008...hehehe....
we always have to make choice everytime we blink, i guess...

...

Sunday, February 10, 2008

Akekah


Hari ini ada acara akekahan putra pertama sepupuku.
Pada acara-acara seperti ini mengapa bukan saudara-saudara yang mengaji tetapi memanggil orang lain,aku tidak tahu.
Pada acara ini, mengapa tidak pernah ada perkembangan pengetahuan dari yg hadir sehingga kita akan slalu memanggil orang lain untuk mengaji bagi 'keperluan' kita?
Apakah untuk 'berdoa' pun kita perlu 'membayar' orang lain?
Masih lebih mending jika bisa jadi ajang silaturahmi, tapi bukankah jabat salam kita lebih 'basa-basi'? Diluar hari tersebut,ktemu dijalan pun sudah lupa.
Mengapa ada akekah,apa yang hendak dipesankan pada kita soal akekah,apakah kta tahu?

Hmmm..

Sunday, February 03, 2008

cukupkan aku

tadi pas makan ada 3 potong ayam di piring
adikku ambil satu, aku ambil satu
tinggal satu di piring itu
hihihi,
pas lewat meja makan lagi,
jadi kepikiran aja tentang kata 'cukup'
aku cukup kenyang dengan makan satu potong
adikku juga cukup kenyang dengan makan potongan lain
maka, mengapa harus menghabiskan satu potong sisa itu?

lalu aku nonton film 'berbagi suami'
kata-kata 'cukup' juga kembali tergiang di kepalaku
ada banyak wanita
tapi apakah harus dinikahi semua ?
tidak cukupkah satu ?

salah satu doa yang selalu kupanjatkan
ketika sedang niat dekat dengan seseorang
"Tuhan, kalau dia baik untukku, cukupkan aku untuknya sebagaimana dia untukku"
aku juga selalu berdoa
"Tuhan, kalau dia butuh aku, bantu aku untuk selalu ada untuknya"
cukupkah itu ?

ada banyak hal tersedia di dunia
tapi apakah semua harus dimiliki ?

toh gak bisa dimiliki juga
mungkin bisa diserahi tanggung jawab menjaganya

lalu kenapa rasa cukup tak pernah hadir ?

Friday, February 01, 2008

kenyamanan


beberapa waktu lalu aku sempat melakukan 'survey' untuk anak-anak SMA di sebuah sekolah negeri jakbar...
salah satu pertanyaannya adalah, apakah masalah yang paling sering kamu alami di rumah...
bayanganku kalau ada pertanyaan ini, jawabannya adalah : berantem sama adik/kakak, disuruh-suruh ibu/ayah, dst, yang berkisar antar hubungan manusia...
ternyata jawaban yang cukup banyak kutemui adalah :
AC yang rusak, kepanasan, gak boleh nonton TV, gak bisa main internet....
OMG...begitu sulitkah berhubungan sama manusia ? sehingga lebih memilih bergaul dengan benda mati ?

nonton di televisi mengenai berita tentang banjirnya jakarta
dan ada seorang tokoh yang berkomentar bahwa kesalahan utama banjirnya adalah 'alam' bukan errornya manusia membuatku merasa sedih betul....
dengan meminta para penduduk mengungsi di tempat yang disediakan bukanlah suatu solusi
seakan-akan, kita harus memaklumi kejadian yang berulang ini dan memang tidak bisa melakukan apapun selain menerima....
UUUUGHHHHH!!! KESELLLL

Kemarin waktu rumahku ikutan mati lampu, aku jadi merasa sedikit gak berdaya karena ternayta ampir semua kerjaanku berhubungan dengan electricity, mo ngetik, mo baca laporan, semua ada di laptop....berapa lama baterai bertahan sih ?hihihi
adikku cemas karena baterai HP-nya sekarat dan aku menggodanya dengan bilang, U still can live without it, sis...hehehe...betapa kita terlena dengan semua barang-barang mati ini ya, seakan-akan dunia runtuh klo gak ada barang2 ini...

Beberapa SMS yang masuk ke HP-ku pun bertanya mengenai kondisiku, apakah ikutan banjir atau tidak...
kalau dulu, mungkin aku mengawalinya dengan mengucap syukur alhamdulillah...
tapi sekarang, gak ada lagi keinginan itu...
kadang dengan mengucap satu kata itu, kita jadi egois
kok bisa kita bersyukur ditengah kesulitan yang dialami orang lain...
jadinya
nyaman untukku
terserah untukmu
hiks