Monday, December 14, 2009

tergerus zaman

akhir-akhir ini banyak sekali tawaran berbasis tehnologi terbaru yang seliweran di sekitarku
semua menawarkan kemudahan (pikiran yang positif), semua menawarkan simplifikasi (pikiran negatif)
semua bilang dasar tehnologi/cara mereka berbasis ilmiah, artinya sudah melewati penelitian sebelumnya...
harusnya:
- ini membuat orang-0rang yang ada di fakultas terpacu untuk membuat penelitian yang hasilnya bisa serupa bahkan lebih, agar menghasilkan alat-alat ukur/deteksi/or whatever yang makin memudahkan orang banyak memanfaatkannya
- ini membuat orang-orang praktisi menjalin kerjasama produktif prestatif bersama pihak fakultas bukan untuk memperhitungkan untung-rugi yang dominan, melainkan manfaat bagi orang banyak...
bukan:
- saling tuding dan kompetisi memburukkan produk satu dan lainnya
- saling bersaing di harga yang makin mahal
- saling menyalahkan pihak satu dan lainnya
Aku sebelumnya ada di pihak yang resist terhadap perubahan, tapi kemudian aku berpikir bahwa tidak akan maju dan akan ditinggalkan jika perubahan yang ada ditolak tanpa mau mempelajari lebih lanjut
aku kemudian menjadi pihak yang paling semangat terhadap tawaran2 baru tersebut, membuatku kurang hati-hati dan waspada terhadap logika berpikir 'barang-barang baru' tersebut....
sekarang?
aku mau belajar terhadap hal-hal baru yang ditawarkan, diendapkan, dipikirkan, didiskusikan dengan orang-orang yang ahli lalu baru memutuskan, bisa/cocok digunakan dimanakah tehnologi/cara baru tersebut....
ah, ayo, jangan terlalu lama terpendam di lumpur kebutaan masa...

Thursday, November 26, 2009

sertifikasi

beberapa waktu lalu di tempatku sedang ada ribut2 soal sertifikasi
hm, jadi pengen komentar...
apapun profesinya, sertifikasi dimaksudkan untuk menyamakan kompetensi yang dibutuhkan agar bisa meningkatkan mutu diri pribadi dan lingkungannya (dalam dunia pendidikan mungkin untuk anak didiknya ya)
hmmm...
bayanganku soal sertifikasi ini adalah kesamaan mutu dan berbagi rata ilmu antara orang2 yang dianggap sudah waktunya mendapat sertifikasi dengan yang belum, sehingga setiap orang yang dididik oleh mereka jadi sama/setara kemampuannya..
maka, sertifikasi adalah serangkaian kegiatan simposium, pelatihan, seminar (u name it) yang bisa membuat kita lbh baik dan lebih siap pakai di tempat kerja kita....
tapi kok ya sedihnya, di dunia pendidikan, hal ini tak lebih jadi ajang mencari uang?
suatu opini di kompas beberapa waktu lalu menangkap poin penting (pada awal artikel tersebut at least) bahwa dengan sertifikasi sekarang, memang kesejahteraan guru meningkat tetapi tidak ditemukan korelasi positif signifikan dengan mutu anak didiknya, lalu apa dung evaluasi dan follow-up yang harusnya dilakukan ? kok malah makin jelas urusan sertifikasi samadengan uang? hikssss....

Saturday, September 12, 2009

Andaikata Anda disuguhi minuman tdk dlm gelas atau cangkir, tapi dlm pispot. Meski minuman yg disuguhkan itu minuman kesukaan Anda dan pispot itu pispot baru yang steril; saya jamin Anda pasti akan menolak bahkan mungkin marah-marah. Mengapa? Krn Anda sdh sering melihat pispot & fungsinya. Sdh mengenalnya. Pengenalan Anda trhdp pispot telah membentuk konsep tertentu dlm pikiran Anda ttg benda yg namanya pispot itu.


Baca tulisan itu di statusnya Gus Mus...
dengan keterbatasan otakku, jadi berpikir, maksudnya apa ya ? pesan yang ingin disampaikan apa ya...
Asumsiku:
1. karena pispot itu fungsinya bukan untuk minum, maka ketika difungsikan sebagai wadah minuman, maka akan ditolak. Berarti tempatkanlah segala sesuatu sesuai fungsinya
2. jangan mikirin sosok luarnya, yang penting isinya, karena pispot itu kan sebetulnya wadah, jadi termasuk bisa digunakan sebagai wadah air minum, maka jangan masukkan repertoire pengetahuan lalu kita dalam menghadapi segala sesuatu, berpikirlah positif
3. karena kita sudah tahu bahwa pispot itu fungsinya adalah bukan untuk wadah air minum, ketika ditempatkan untuk air minum, orang tidak akan mau dan percaya lagi....gantilah wadahnya...
maksud pesannya apa siiih...penasaran....
(T_T)

Thursday, August 20, 2009

Belajar berumahtangga


Hal yang cukup sulit yang kurasakan selama 'belajar' menjadi seorang istri adalah belajar untuk mengkompromikan ekspektansi tentang "If I do this to him, he should be doing the same amount of that thing to me..." Belajar untuk sadar bahwa setelah 'bulan madu' semua hal yang memang akan kembali berjalan seperti sedia kala, bahwa aku bukan lagi prioritas utamanya 'all the time'...bahwa ia akan kembali sibuk dengan pekerjaannya dan begitu pula saya...mungkin juga jam bersama akan hilang karena ritme jam kerja suami-istri yang berbeda...

Gambaran apa yang seharusnya dilakukan oleh suami-istri mungkin jadi gak sama karena kepala suami dan istri, termasuk isinya, berbeda...mungkin juga sama-sama gak tahu apa yang harusnya dilakukan suami-istri...hihihi...

tapi mungkin yang saat ini menurutku penting dan jadi pegangan adalah bahwa harus belajar sadar, sesadar2nya bahwa pernikahan dan hidup berumahtangga bukanlah tujuan, tapi justru titik awal....

enaknya, belajarnya gak sendiri...learn it together and dont take it for granted...

jangan pernah lupa berkomunikasi, even lewat sms or phone call...

wah, masih jauuuh...rapotannya....masih baru mulai belajar nih...

bismillah...

Aku kehilangan teman


aku merasa teman baikku menjauh

semakin dekat jarak di antara kami

semakin jauh pula ia bergerak pergi

mencoba mencari jalan membuka silaturahim kembali

tetapi ketukan pintuku pun tak dijawabnya

Timbul tanya

berbuat salah terlalu besarkah diriku?

padanya ?

bagaimana aku meminta maaf padanya?

seakan bicara pada sebuah tembok

tepi jurang

dalam ruang hampa

tak berbalas

Cinta Indonesia


Baru aja liat tayangan televisi

Tentang seorang seleb yang kembali membuka resto japan...di jakarta

apakah itu sebuah tanda kecintaan terhadap negerinya ?

kalau semua orang begini, yang kaya akan tetap kaya, yang miskin akan tetap miskin tanpa ada pemerataan...

mengapa tidak membuka resto masakan khas indonesia daerah mana gitu...

di luar negeri pembukaannya lebih bagus lagi, dengan pekerja warga setempat...

sesekali orang indonesia yang jadi manager, jadi 'bos'...

gitu loh baru diberitakan...bukan yang beginian...

Saturday, July 11, 2009

omnivora


sumber daya yang paling berharga tapi kurang dihargai mungkin adalah tenaga kerja ya...
orang bisa gak sayang2 untuk mengeluarkan modal banyak beli sarana kerja tapi sangat tawar menawar dalam mengupah karyawannya...padahal menurutku sarana yang biasa2 aja akan bisa jadi luar biasa dengan kemampuan tenaga kerja yang kreatif...

mungkin sama seperti tenaga kerja yang dilabeli outsource, paruh waktu, lepasan, kontrak, dlsb....
yang kurang diimbangi dengan rasa penghargaan yang layak...
mungkin rasa penghargaan itu gak melulu dalam kurung dikasih keterangan uang, tapi juga berupa hal-hal lain, yang tentunya dibutuhkan oleh sang tenaga kerja, berbentuk diajak rekreasi bersamakah, berbentuk jaminan (atau tunjangan ya namanya?) kesehatankah....atau hal-hal lain yang berguna....

tapi again, ya gitulah...tampaknya suatu kerugian besar kalau harus mengeluarkan uang banyak untuk sang penggerak 'kerja' dibandingkan untuk hal-hal yang tidak bergerak....

samakah dengan memakan daging sodaramu sendiri ?

entah.....

Tuesday, June 30, 2009

Dewasanisasi anak

Kemarin nonton di televisi acara wisuda anak-anak play group yang dibuat dengan prosesi seperti acara wisuda sarjana, lengkap dengan toga dan pakaian kebaya ber-make-up atau jas di balik toganya...

Hampir setiap hari di liburan ini juga ada tayangan di televisi yang berisi permainan ‘tebakan’ lagu yang diisi oleh peserta anak dengan keharusan ‘menebak’ lagu-lagu yang kebanyakan lagu-lagu orang dewasa, yang juga bisa dinyanyikan secara faseeehhh....oleh anak-anak tersebut....

Hari anak nasional sekarang katanya bertema Anak yang cerdas, sehat dan ceria....

Patokan anak cerdas mungkin bisa dilihat dari bertaburannya nilai-nilai di atas 9 dalam skala nilai 0-10 dari yang paling rendah sampai paling tinggi. Dari bejibunnya berita soal prestasi akademis juara olimpiade untuk pelajaran-pelajaran yang top itu lagi-itu lagi... sebelum liburan pun saat pembacaan pengumuman pasti yang diumumkan berprestasi adalah prestasi akademik mencapai nilai sekian, sekian, sekian, paling tinggi ini dan itu dalam pelajaran pelajaran yang itu lagi-itu lagi...

Membaca, mendengar dan menonton hal-hal prestasi itu kok bikin makin sedih ya...ditengah orang-orang yang katanya tau dan paham ada yang disebut multiple intelligence, mengapa jadi supporter teori intelegensi tersebut hanya di ucapan ? Mengapa jarang diberitakan di koran soal prestasi seorang anak yang juara lomba mengarang internasional misalnya, atau lomba menyanyi internasional? Kalaupun lomba menyanyi ditayangkan tapi pasti di bagian/kolom kecil dari surat kabar yang besar itu.... lebih banyak tampil diberita-berita infotainment, bahkan di berita infotainment pun prestasi tersebut pasti disandingkan dengan kata: “juga berprestasi di sekolahnya dengan mendapat rangking 1,2,3....” atau “ juga merupakan lulusan terbaik....” yang ujung-ujungnya ya nilai rata-rata dari pelajaran yang itu lagi-itu lagi....jadi buat apa ada promosi atau sosialisasi soal multiple intelligence itu ???? toh yang namanya anak cerdas sudah terukur oleh satu jenis intelegensi !!!!

Oh ya, mumpung ngobrolin soal kecerdasan, seiring dengan niat salah satu kandidat capres-cawapres untuk memberdayakan sekolah kejuruan....aku berpendapat emang tiap orang diwakili oleh bakat-bakat berketrampilan yang lebih atau kemampuan berteori yang lebih, nah sekolah kejuruan mungkin diperlukan untuk yang lebih baik dalam segi skill praktik dibandingkan skill teori, tapi kok ya kurang dibarengi visi dan misi ke depan soal penyediaan lapangan kerjanya sih ? apa ada sekarang persyaratan yang diajukan oleh perusahaan bahwa ia mencari tenaga kerja yang bukan S1 minimal ? bandingkan berapa banyak ???? ANEEEEHHHH....

Tema yang kedua: anak indonesia yang sehat...sehat apa ? jasmani dan rohani ? apakah masih rutin kegiatan olahraga anak-anak ini ? bagaimana perbandingan kegiatan olahraga dan geraknya dengan kegiatan duduk rapi untuk menulis dan belajar membaca ? Bahkan anak-anak TK pun semakin sedikit waktu geraknya padahal jam masuk sekolah mereka makin panjang....apakah itu akan membuat anak-anak jadi sehat ????? bagaimana sih yang dikatakan sehat itu ????

Terakhir, anak-anak Indonesia yang ceria....ceria dalam gambaran seperti ceria orang dewasakah ???? Mengapa tidak membuat perpisahan anak-anak menjadi acara perpisahan yang ciri khas anak-anak ? mengapa konseptor acara tidak menempatkan diri dari sudut pandang dan pemikiran anak-anak ? apa iya, perlu pakai toga ? perlu dibacakan satu-per-satu namanya ? acara ini untuk orangtua anak atau untuk anaknya ???? kedewasaan anak-anak akan cepat terasa kok tanpa perlu diburu-buru...jadi ceriakan, sehatkan dan cerdaskan mereka sebagai anak-anak....

Kalau acaranya tebak-tebakan untuk anak, ya lagu anak-anak dong yang jadi materi....kekosongan materi lagu anak, ya buat dong, kan ada banyak stok lagu orang dewasa, mengapa tidak juga menambah stok lagu anak ? Kalau bisa menjiplak sinetron2 dewasa, kenapa tidak membuat sinetron2 yang anak-anak ? yang gak perlu dibumbui oleh cinta-cinta/naksir-naksir ?

Kalau wisudaannya anak-anak PG, ya mengapa tidak dengan penampilan bersama, gak perlu ada prosesi yang menyerupai sarjana...tidak cukupkah biaya masuknya saja yang menyerupai biaya masuk universitas ????

Kalau ada pembacaan prestasi ? mengapa tidak selang-seling antara prestasi akademis dan prestasi life skill ? mengapa mengumpulkan prestasi akademis di bagian akhir ditambah pula dengan kata-kata “ akhirnya sampailah pada pengumuman yang paling ditunggu..nilai tertinggi diraih oleh ?????”

UGGGGHHHHHH....

Gak cukupkah orang dewasa yang ada saat ini sehingga perlu menambahkannya dengan anak-anak yang dikostumi ‘pakaian orang dewasa’?????

Friday, May 08, 2009

Laugh out loud

Tadi baru saja nonton suatu acara televisi yang ada embel-embel show-nya.

Agak miris nontonnya karena yang coba di angkat adalah topik serius: KDRT.

Dibahas dalam format talkshow dengan menghadirkan semua aktor utama: ya si pelaku kekerasan, ya si pelaku yang diberlakukan kekerasan terhadapnya; lengkap dengan penonton yang boleh ikutan bertanya or berkomentar pada semua aktornya (kayak nonton adegan interaktif sebuah wayang) untuk membedakan aktor utama dan pembantu diberikan topeng.

hhh....mengapa sepanjang acara yang terjadi justru tertawa sana dan sini, komentar dan pertanyaan juga yang berbentuk tawa (atau aku yang salah melihat raut tawa di muka mereka?)

apa ya tujuan dibuat acara ini ?

apakah untuk memberikan edukasi ?

apakah untuk memberikan informasi ?

atau ya memang show ?

kalau yang terakhir, kenapa yang diangkat topik yang sama sekali bukan untuk show ? melibatkan semua aktor yang bukan aktor ?

Di ujung acara juga tidak ada (at least) pemberian info apapun mengenai boleh/tidaknya tindakan KDRT, dimana bisa mencari pertolongan, saat kapan suatu tindakan disebut KDRT, dll....

Mengapa suka begitu ? mengapa semua hal dianggap bisa dijadikan bahan show (komedi situasi) ?

Sama seperti show lain yang judulnya tukeran...entah, buatku inti show di televisi untuk acara tersebut harusnya lebih pintar, lebih berefek jangka panjang, biar yang nonton ikutan pintar....bukan sekedar memotret kelucuan orang-orang yang diberikan mimpi indah untuk nanti dibangunkan lagi....yang lebih miris acara tukeran itu menyertakan anak-anak, yang kadang belum bisa/siap membedakan mana mimpi mana yang nyata, mana main-main, mana yang serius....

Mengapa tidak membuat dan memotret apa pengaruhnya buat keluarga tersebut (misal: si keluarga kaya yang berperan miskin) selanjutnya. Si ayah yang bos kemudian membuat asuransi kesehatan untuk sang supir, dst....inspirasi tidak timbul dari komedi situasi yang dipaksakan...

Mengapa menginspirasi untuk jadi bodoh secara massal ?

Tuesday, March 10, 2009

menunjuk

aku lagi sebal
orang suka banget menunjuk orang lain
tapi suka lupa pula bahwa dia yang menunjuk juga melakukan hal yang sama dengan yang ditunjuknya
aku lagi sebal
orang suka banget berasumsi dan membuat sendiri skenario dikepalanya
tanpa mau memastikan apakah betul asumsi dan skenario tersebut dengan yang nyata ada
aku sebal banget
orang suka sekali meremehkan orang lain
dan berhitung-hitung untung dan rugi
sampai selalu ketakutan apa-apa
aku sebal sekali
orang suka hanya memandang dan berbicara dari diri sendiri dan lupa ada persepsi lain dari satu cerita
UUUUGGGGGHHHHHH!!!!!!!

Wednesday, March 04, 2009

tentang suamiku


aku menyukai dua matanya yang indah
berbinar cerah ketika tertawa
aku menyukai cara tuturnya yang santun
mengalir tenang penuh makna
aku menyukai desah nafasnya yang hangat
menimbulkan gairah yang membara
aku menyukai harumnya yang alami
menenangkan sekali berada di dekatnya
aku menyukai sosoknya yang sederhana
membuatku selalu bersyukur atas cintanya
mencintainya
membuatku mencintai diriku
membuatku mencintai penciptaku
membuatku mencintai cinta

Thursday, February 26, 2009

persepsi

ada orang yang selalu mempersepsikan semua pikiran, tindakan dan hasil perbuatannya adalah positif
ada yang sebaliknya
bagaimana cara menghadapi suatu peristiwa ya?
sejauh mana usaha kita?
bagaimana kita bisa menilai gagal dan berhasilnya suatu hal ya?
apakah melulu proses yang akan menentukan?
saat dimana sih kita dibilang putus asa ?
saat kapan juga dikatakan bahwa usaha kita gagal?
kalau semua itu dilakukan pada manusia sebagai 'produk'
dengan ilmu yang terbatas
lalu manusia selalu berkembang
bagaimana kita bisa tahu yang kita lakukan sudah tepat atau salah?
ukuran tepat dan salah itu mengacu pada kita atau pada produknya ?
apakah akhirnya intuisi yang akan menuntun?
apakah kita betul-betul bisa membantu orang lain ?
UGHHHH!

Sunday, February 22, 2009

a visit to the past

minggu ini entah kenapa temanya adalah melihat kembali ke masa lalu
dimulai dengan adanya kontak dengan teman-teman SMP lalu berbuah pertemuan
diselingi dengan lagi bongkar2 isi rumah sehingga menemukan lagi berbagai barang-barang antik
dari bongkar2 isi rumah, ternyata aku menemukan foto2 lama kakekku
kakekku ternyata orang yang cukup rapi dalam menyimpan barang-barangnya
foto2 itu tersimpan rapi dalam album disertai dengan keterangan tulisan kenangan tentang foto tersebut atau jika belum disimpan rapi dalam album, dimasukkan ke amplop2 kecil dengan judul tempat perjalanannya...dan yang menarik buatku adalah little note di belakang beberapa foto...
hihihi...
aku jadi membayangkan, kalau aku sudah tua dan pikun, dengan kemajuan teknologi jaman sekarang, mungkin masih bisa baca dengan kacamata lalu membaca kembali kejadian waktu foto2 itu dibuat mungkin give warm feeling....hehehe
dengan adanya pencatatan dan administrasi yang baik, akan lebih mudah untuk kembali mencari apa2 yang diperlukan...
jadi ingat acara bongkar2 isi rumahnya sendiri...hehehe
kadang suka bingung mengapa setiap saat harus bongkar isi rumah lalu lupa meletakkan berbagai hal dimana atau yang tahu menaruh dimana barang hanya satu anggota rumah saja...
mengapa setiap kali bongkar isi rumah, pada waktu ditata kembali tidak menyertakan kemudahan2 untuk mencarinya...entah bentuknya inventarisasi sederhana (ada tulisan di rak mengenai isi rak tersebut, misalnya) atau bentuk lainlah yang mungkin lebih sederhana lagi...
mungkin agak ribet di awal, tapi kebelakangnya kalau ada acara atau mendadak harus mengadakan acara yang membutuhkan perabotan, bukannya jadi lebih saving time dan energy ya karena lebih jelas ada dimana barangnya...atau lebih baik memang hanya mengandalkan memori aja ?
hihihi....dalam berbagai hal kecil kita anggap memori kita sangat kuat
jadinya terbiasa begitu dan mengandalkan memori pula dalam hal-hal yang lebih kompleks
jadinya seperti jalan ditempat
a visit to the past always teach me something new
how to be better
how to be usefull for others
how to be human
....

Sunday, February 08, 2009

arisan

kalau dulu (sekarang sering banget memulai kata-kata dengan 2 kata ini...i'm getting old) gak suka banget sama yang namanya arisan...
image arisan juga gak ada bagusnya di kepalaku
apalagi figur mama yang pekerja gak pernah membuatku terbiasa melihat beliau sibuk dengan arisan ibu-ibu PKK...
semua serba praktis dan tidak peduli orang lain...hehehe
tapi kemarin aku baru menghadiri arisan dan jadi teringat kata-kata temanku yang juga anggota arisan lain...
iya ya, ada manfaatnya juga arisan itu...
temanku itu ikutan arisan guru bahasa inggris
jadi arisan tersebut mengkhususkan pada pembelian buku-buku teks pengajaran bahasa inggris
lumayan juga, bisa menghemat pengeluaran dan bermanfaat untuk dia...
kalau di keluarga, menurutku manfaatnya juga banyak, mengakrabkan keluarga, membantu keluarga2 muda
hmm...
mungkin segala sesuatu yang netral terlalu banyak dipengaruhi asumsi dan opini negatif jadinya gak netral lagi
terlalu buram kacamata yang kupakai
jadi harus dilap dan dibersihkan lagi
supaya bisa bermanfaat untuk melihat lagi...
bukan meraba-raba...
hehehe

Wednesday, January 21, 2009

adaptasi

lagi belajar untuk menyesuaikan diri
lagi belajar untuk beradaptasi
lagi belajar deh...
bismillah