kemarin, waktu pulang
aku (seperti biasa) berusaha mengumpulkan nyawa
setelah tertidur sukses di dalam bis
kebetulan di jalan tol macet (kayaknya sih ada yang lewat, si komo, hihihi)
dan when I looked up the sky (it's a plane, it' a bird...no...it's just cloud...hehehe)
aku berpikir pembicaraan sebelumnya
tentang kelas akselerasi yang berlangsung selama ini
tentang ribut2 dana capres baru-baru ini
tentang kalimat "ini kebijakan lanjutan...ini turun temurun..."
dan kalimat sakti, "Saya hanya meneruskan..."
hmm...
alangkah mudahnya kalau semua hanya sifatnya 'turun menurun'
bukannya kita dikaruniai akal ?
kita punya pilihan untuk tahu mana yang benar dan mana yang salah bukan ?
kita punya pilihan untuk melakukan salah satunya kan ?
aku jadi ingat
beberapa tahun lalu, temanku sempat mengajakku untuk ikut 'nonton' ceramah
salah satu yang bikin heran: 'ceramah itu kenapa ya fungsinya jadi tontonan?
anyway, si pak penceramah menceritakan sebuah kisah tentang masuk nerakanya
masyarakat di satu kota. karena kota itu banyak melakukan maksiat
dan 3 orang masyarakatnya yang tidak melakukan maksiat namun tidak mengingatkan
masyarakat lainnya, mereka pun ikut masuk neraka.
gimana dengan rakyat indo dong ?
ada bny perilaku tidak adil di sini, masalah lumpur, korban bencana, dst
dan kita bisa tenang-tenang aja melakukan apapun itu dibelahan lainnya ?
bukannya itu jadinya kita juga akan masuk neraka ? (according to the story ?)
aku tidak melihat tuh pak penceramah sibuk meributkan itu ?
bukannya tidak peduli juga menunjukkan kemaksiatan kita ?
balik lagi...
kita semua punya hak pilih bukan ?
dan kita semua punya akal pikiran?
lalu maksiatkah kita jika kita tidak menggunakannya ?
...