Saturday, October 01, 2005

Sudah seharusnya...

Gelisah ketika menyadari bahwa masih dominan seorang ibu yang sibuk ke sana kemari membawa anaknya, yang diamanati oleh Sang Kuasa menjadi seorang anak yang exceptional, tanpa didampingi suaminya.

Sedih ketika sang ayah tidak terlalu hapal mengenai kondisi anak sejak lahir, apalagi jika ia ikut mendampingi saat persalinan. Terlebih sedih jika ia tidak mampu menerima amanat tersebut dan memilih untuk pergi.

Baguslah jika saat ini makin jarang kutemui hal-hal di atas (So far).
Menyenangkan ketika saat initial interview, anggota keluarga yang hadir lengkap. Ketika sang ayah menyadari kondisi anaknya, mengetahui ciri-ciri khas anak dan berada di samping sang istri untuk saling memberi dukungan. Terlebih ketika ia mampu menerima sang amanat dan menjaganya dengan sungguh-sungguh.

Semakin menyenangkan ketika semua pihak sadar tuntutan optimal yang dapat diberikan pada masing-masing pihak. Untuk berkembang sesuai kodratnya, seoptimal mungkin tanpa membandingkan dengan orang lain, anak lain, bahkan keluarga lain.

Sayangnya...semua membutuhkan biaya...

Tapi

Aku percaya, Sang Pemberi Amanah merupakan juga Sang Pemberi Rejeki...

Yang juga Sang Pembuka Jalan

Janganlah lupa untuk tersenyum

(^_^)