Saturday, September 16, 2006

Ideal dan realistik

Hari ini aku bertemu seorang teman lama.
Kalau bertemu dengan siapapun yang di luar konteks pekerjaan,
Pasti pertanyaan yang diajukan untukku mengerucut menjadi satu:
”Kamu kapan kirim undangannya ?”
aku suka bingung menjawab ini, mereka yang bertanya bukan tidak tahu
tapi....SANGAT TAHU kalau aku masih sendiri

kalimat berikutnya adalah:
”Kamu tidak merasa dikejar target atau usia ?”
aku lebih bingung lagi menjawab ini...
aku ingin, betul-betul ingin menikah
masalahnya
gak ada yang melamar tuh...
gak ada yang cukup lama bertahan untuk ingin mengenalku lebih jauh
kalau ada pun, biasanya mereka tidak bertahan cukup lama untuk saling berkomitmen
entah dengan alasan apapun yang diutarakan mereka
atau
hatiku mengatakan ”BUKAN DIA”
hehehe

kalimat lanjutannya adalah...
”Yang ideal itu Cuma semu, yang ada nantinya pengertian...”
eits...ntar dulu, pengertian yang dimaksud itu yang gimana ?
menurutku pada akhirnya pengertian yang dimaksud adalah :
salah satu pihak (terutama sang istri) yang mengalah atas dasar ”gak mau ribut”
atau ”sudah tua, malu” (ssttt...tapi seringkali sang istri ngedumel di belakang sang suami: ah, ternyata si abang begitu...”

sekarang gantian aku yang ngomong padanya:
aku tidak menuntut banyak hal, hanya 3 hal:
satu, dia tidak sedang berkomitmen menjalin hubungan romantis dgn orang lain
dua, dia sedang mencari seorang partner bukan seorang ’pembantu/pengasuh’ atau seorang ibu
tiga, dia harus mencintai tuhan
...
apakah tuntutanku itu idealis ?
hmm...
kenapa menurutku itu realistik ya ?
...
apa karena tidak ada seorang pria di bumi ini yang memiliki kriteria tersebut ?
...