Monday, May 28, 2007

pilihlah

kemarin, waktu pulang
aku (seperti biasa) berusaha mengumpulkan nyawa
setelah tertidur sukses di dalam bis
kebetulan di jalan tol macet (kayaknya sih ada yang lewat, si komo, hihihi)
dan when I looked up the sky (it's a plane, it' a bird...no...it's just cloud...hehehe)
aku berpikir pembicaraan sebelumnya
tentang kelas akselerasi yang berlangsung selama ini
tentang ribut2 dana capres baru-baru ini
tentang kalimat "ini kebijakan lanjutan...ini turun temurun..."
dan kalimat sakti, "Saya hanya meneruskan..."
hmm...
alangkah mudahnya kalau semua hanya sifatnya 'turun menurun'
bukannya kita dikaruniai akal ?
kita punya pilihan untuk tahu mana yang benar dan mana yang salah bukan ?
kita punya pilihan untuk melakukan salah satunya kan ?
aku jadi ingat
beberapa tahun lalu, temanku sempat mengajakku untuk ikut 'nonton' ceramah
salah satu yang bikin heran: 'ceramah itu kenapa ya fungsinya jadi tontonan?
anyway, si pak penceramah menceritakan sebuah kisah tentang masuk nerakanya
masyarakat di satu kota. karena kota itu banyak melakukan maksiat
dan 3 orang masyarakatnya yang tidak melakukan maksiat namun tidak mengingatkan
masyarakat lainnya, mereka pun ikut masuk neraka.
gimana dengan rakyat indo dong ?
ada bny perilaku tidak adil di sini, masalah lumpur, korban bencana, dst
dan kita bisa tenang-tenang aja melakukan apapun itu dibelahan lainnya ?
bukannya itu jadinya kita juga akan masuk neraka ? (according to the story ?)
aku tidak melihat tuh pak penceramah sibuk meributkan itu ?
bukannya tidak peduli juga menunjukkan kemaksiatan kita ?
balik lagi...
kita semua punya hak pilih bukan ?
dan kita semua punya akal pikiran?
lalu maksiatkah kita jika kita tidak menggunakannya ?
...