Friday, May 18, 2007

semua tak sama

terusik waktu baca sebuah judul besar di satu koran
sebuah universitas ingin menjadikan institusinya sebagai kampus penelitian dunia
hmmm
universitas lain juga demikian
begitu juga universitas yang satu
dan satu lagi
dan...
dan...
heran
mengapa semuanya berlomba2 ke satu titik ya ?
bukannya universitas itu juga balik2nya ke masyarakat?
mengapa tidak ingin menjadikan kampusnya sebagai pusat pemberdayaan masyarakat ?
mengapa tidak itu dijadikan headline ?
kalau tidak ada kata-kata "pusat", "dunia" dst..rasanya gak kerenkah ?
pas kebetulan nonton tipi
ada liputan mengenai sebuah sekolah swasta di jakarta
yang hampir semua pengajarnya berkebangsaan asing
heran juga
mengapa tidak mengirimkan tenaga indonesia yang banyak ini untuk belajar ke luar negri
ambil ilmu dasar yang dapat diperoleh dari negara tersebut
kembali ke indo, adaptasi dan buat orisinil punya indo
rasanya modal yang akan keluar pasti jauh lebih sedikit dengan output yang akan diperoleh...
lalu sekolah itu menyatakan bahwa jurusan pariwisatanya pergi ke luar
hehehe...
kirain keluar jakarta untuk ke daerah, minggle dengan penduduk daerah
lalu menganalisa bagaimana membangun pariwisata daerah tersebut dengan sumber dayanya
(tentu termasuk sang manusianya, penghuni daerah tersebut)
ternyata...
berangkat ke luar negeri
untuk mempelajari pariwisata mereka...
walah...
buat apa ?
bukannya pariwisata is all about showing those ppl outside our country
about the beauty in here ?
kalau yang begini, undang saja satu orang petugas/ahli pariwisata di satu negara
minta ia mengadakan kuliah/seminar or something, berikan dasar2nya pada siswa
biarkan siswanya bergerak sendiri mencari bentuk promo yang pas...
ah...
sediiiiiiiiiihhhhhhh banget!

Satu lagi
denger di televisi (lagi!) tentang homeschooling yang booming di USA.
Alasan yang paling banyak digunakan adalah mereka want to spend more time with the family
mereka juga takut kalau anaknya di sekolah umum, jadi korban kebrutalan teman-temannya
lalu pendapat pihak pemerintah adalah mereka takut kalau di homeschooling tidak ada kontrol yang jelas
walaaah....heran
menurutku itu sama aja dengan menggabungkan 2 hal yang gak terlalu berkaitan
pertama, alasan homeschooling apa ?
klo karena takut anak jadi korban kebrutalan (or maybe afraid that he/she will be the executor) ya bukan dengan menarik anak dari sekolah, tapi dapat kesempatan untuk discuss about why ppl doing it and how to avoid it, like respecting others and all...banyak nilai2 positif yang bisa dikembangkan dong...
kalau ingin spend more time with the fam, ya, bisa dengan minta sekolah melibatkan ortu dalam kegiatannya di sekolah...
kalau pemerintah jawabnya akibat tidak adanya kontrol, wah, sebelum mereka mengijinkan homeschooling, mereka harus sudah berpikir soal mengontrolnya dong...atau kalo kepentingan untuk mengontrol baru timbul saat ini, yah, pecahkannya satu2 lah...nanti judulnya jaka sembung bawa golok, gak nyambung ....