Thursday, August 09, 2007

about loving


waktu nonton lagi lovers in paris, jadi nonton lagi satu adegan yang paling g suka. waktu han ji koo ngomong di recorder: (kurang lebih)
sejak bertemu dengan kang tae yeong aku jadi belajar 2 hal, aku belajar tentang cinta dan aku belajar tentang berpisah. kalau aku bertemu dengan tae yeong lagi, aku hanya akan belajar tentang cinta...


waktu ketemu teman lamaku, dia membawa berita bahwa ia sekarang menjalin hubungan dengan seseorang dan memutuskan untuk berpisah dari 'soulmate'nya setelah berjuang sekian lama untuk bisa 'being a couple'. rasionalisasi temanku: ah, dia sudah tidak mencintaiku lagi....
yang membuat aku bertanya pada angin saat mendengar rasionalisasi temanku itu, kalau hubungannya dengan pasangannya saat ini dimulai saat ia dan 'soulmate'nya masih menjalin hubungan, sebetulnya yang tidak mencintai lagi siapa ? dan siapa yang masih mencintai ? dan mengapa tidak "mengerjakan suatu pekerjaan dengan sungguh-sungguh baru mengerjakan pekerjaan lainnya"?


Terakhir, bentuk cinta berbeda dari orangtua ke anaknya...
ada seseorang yang menyampaikan kritik padaku saat aku hendak mengajak anaknya ikut serta berperan aktif menjadi solver masalahnya sendiri. bagi orang tersebut, yang harusnya solving masalah anaknya adalah orang-orang dewasa (such as teacher, parents, grandparents...) walaupun anaknya sudah berusia akil baligh..dan biarkan anaknya menjadi pemeran pasif...

buatku sumber masalah yang banyak dialami kita (or myself) adalah karena gak pernah dianggap sebagai seseorang yang aktif, seseorang yang capable...as a human...

mengapa tidak berangkat dari asumsi positif bahwa sang anak mampu ? anak tersebut mampu mengatasi masalahnya sendiri ? dan kitalah justru yang berperan pasif sebagai fasilitatornya...

bukannya sang induk burung pun tidak pernah 'mengendong' anaknya untuk terbang ? bukannya ia justru mendukung usaha anaknya terbang dengan mandiri ?

kasus narkotika misalnya, apakah sang 'abuser' bisa 'sober' jika hanya orang-orang dikelilingnya yang mendukung-mendorong-melakukan hal-hal yang membuatnya lebih baik ? ataukah harus ada kesadaran dulu dari sang abuser bahwa ia 'memiliki masalah' and need helps ? dan tugas kita yang pertama adalah menyadarkan padanya bahwa he/she has a problem and have to solve it and it's OK to have a problem, that's why we live...not by covering the reality and act normal while trying hard behind him/her to solve the problem...bukannya sang suporter hanya bisa cheering from the bench ?

jd inget quote yang pernah kubaca di padhangmbulan.com:(kurang lebih) angin dalam sebuah pertandingan bola walaupun tidak terlihat namun turut berperan penting dalam terjadinya suatu gol....


maybe we all should learn the right way to love....